BANDUNG, (PR).-
Tahun 2009, masyarakat bisa menikmati dua gerhana matahari, yakni gerhana matahari cincin, Senin (26/1) dan gerhana matahari total 22 Juli mendatang. Namun, masyarakat diimbau untuk tidak menyaksikan gerhana matahari cincin dengan mata telanjang karena bisa membuat cacat mata permanen.
Demikian disampaikan dosen Astronomi ITB Dr. Moedji Raharto dan Ketua Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Jabar Prof. Dr. K.H. Salim Umar, dalam rilisnya ke Redaksi "PR", Kamis (22/1). "Senin (26/1) nanti, penduduk Indonesia bisa menyaksikan gerhana matahari cincin. Lintasan gerhana dari Lautan Hindia menyusuri wilayah Indonesia dari Sumatra Selatan, sebagian Banten, Kepulauan Bangka Belitung, sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan sebagian Sulawesi Utara," kata Moedji.
Warga Bandung dan sekitarnya juga bisa melihat gerhana tersebut mulai pukul 15.20 WIB dan berakhir pukul 17.49 WIB. Sedangkan daerah lainnya seperti Bogor, Cianjur, Depok, Indramayu, Garut, Karawang, Kuningan, Kadipaten, dan wilayah lain di Jabar, bisa menyaksikan dengan beda waktu mulai dan akhir gerhana 1-2 menit.
Tetap sejuk
Dalam gerhana cincin, maksimum bundaran matahari yang tertutupi karang bulan sekitar 40%-85%. Dengan demikian, seluruh momentum gerhana tidak boleh dilihat dengan mata telanjang.
"Mata harus dilindungi kacamata matahari, sehingga tetap sejuk dan matahari tampak seperti bulan pernama," ucapnya. Ditambahkan pula, pemakai teropong atau binokuler juga harus dilengkapi filter penapis cahaya matahari.
Sementara itu, K.H. Salim Umar mengimbau agar kaum Muslimin melaksanakan salat gerhana matahari (khusuf). (A-71)***
Dikutip dari HU Pikiran Rakyat.
No comments:
Post a Comment