07 February 2008

10 Alasan untuk TIDAK Meminum Soft Drink

1. Softdrink menguras air dalam tubuh.
Sepertihalnya diuretik yang bukannya memberikan air untuk tubuh kita, tapimalah menghabiskannya. Pemrosesan gula tingkat tinggi dalam softdrinks memerlukan sejumlah besar air dalam tubuh kita. Untuk mengganti air ini, orang harus minum 8-12 gelas air untuk setiap gelas yang diminum.
2. Softdrink tidak pernah menghilangkan rasa haus karena Softdrink bukanlah air yang diperlukan oleh tubuh.
Dengan tetap tidak memasok air ke dalam tubuh kita terus-menerus akan menyebabkan dehidrasi seluler kronis, sebuah kondisi yang melemahkan tubuh pada tingkat serius. Pada gilirannya akan menyebabkan melemahnya sistem kekebalan dan menimbulkan berbagai penyakit.
3. Tingkat kandungan fosfat yang tinggi dalam softdrinks dapat menghancurkan mineral penting dalam tubuh.
Softdrink terbuat dari air murni yang juga dapat menghancurkan mineralpenting dalam tubuh. Kekurangan mineral yang serius dapat menyebabkan penyakit jantung (kekurangan magnesium), osteoporosis (kekurangan kalsium ) dan banyak lagi. Sebagian besar vitamin tidak berfungsi didalam tubuh tanpa adanya mineral.
4. Softdrink dapat membersihkan karat pada bumper mobil atau benda-benda logam lainnya.
Bayangkan apa yang akan terjadi pada fungsi pencernaan dan organ tubuh lainnya.
5. Jumlah gula yang tinggi dalam softdrinks menyebabkan pankreas memproduksi insulin dalam jumlah besar, yang mengakibatkan "benturangula".
Kelebihan dan kekurangan gula dalam insulin dapat menyebabkandiabetes dan penyakit yang terkait dengan ketidakseimbangan dalamtubuh. Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan anaksehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan seumur hidup.
6. Softdrinks sangat mempengaruhi pencernaan.
Kafein dan jumlah gula yang tinggi dapat menghentikan proses pencernaan. Ini artinya metabolisme dalam tubuh bisa terhambat. Softdrink bila diminum bersamaan dengan kentang goreng akan membutuhkan waktu berminggu minggu untuk dicernakan.
7. Softdrink mengandung aspartame, yang dihubungkan dengan depresi, insomnia, penyakit saraf dan banyak penyakit lainnya.
Di Amerika, FDA telah menerima lebih dari 10.400 keluhan konsumen terhadap aspartame.
8. Softdrink bersifat sangat asam, sehingga dapat menembus garis sambung pada kaleng alumunium dan dapat melumerkan kaleng tersebut bila disimpan terlalu lama.
Pasien penderita alzheimer yang telah diotopsi semuanya memiliki kadar aluminium yang sangat tinggi dalam otaknya. Logam berat dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan syaraf dan penyakit lainnya.
9. Softdrink bersifat sangat asam.
Tubuh manusia secara alamiah memiliki pH 7,0. Softdrink memiliki pH 2,5.
Artinya anda memasukkan sesuatu yang ratusan ribu kali lebih asam kedalam tubuh anda. Penyakit berkembang dalam lingkungan asam. Softdrink akan mengendapkan limbah asam dalam tubuh yang menumpuk dalam sendi dan di sekitar organ tubuh.Contohnya, pH tubuh penderita kanker atau randang sendi selalu rendah.Semakin parah penyakit seseorang, semakinrendah pH tubuhnya.
10. Jangan pernah berpikir untuk meneguk Softdrink saat anda terkena demam atau flu. Softdrink akan mempersulit tubuh melawan penyakit tersebut.

06 February 2008

Setiap Hari Milyar-an Orang Minum Soda??

Macam-macam kegunaan Soft Drink


1. Untuk membersihkan toilet
Tuangkan sekaleng Coca-Cola/Pepsi ke dalam toilet. Tunggu 1 jam, kemudian siram sampai bersih. Asam sitric dalam Coca-Cola/Pepsi menghilangkan noda-noda dari keramik.



2. Untuk membersihkan radiator mobil
Campur sekaleng Coca-Cola/Pepsi ke dalam radiator, panaskan mesin 15-30 menit, dinginkan mesin, setelah itu buang air radiator. Anda akan melihat karat yang rontok bersama air tersebut.



3. Untuk menghilangkan titik-titik karat dari bumper /chrome mobil
Gosok bumper dengan gumpalan alumunium foil yang direndam dalam Coca-Cola/Pepsi.



4. Untuk membersihkan korosi dari terminal aki mobil
Tuangkan sekaleng Coca-Cola/Pepsi di atas terminal aki untuk membersihkan korosi.



5. Untuk melonggarkan baut yang berkarat
Gosokkan kain yang direndam dalam Coca-Cola/Pepsi pada baut yang berkarat.



6. Untuk menghilangkan noda-noda lemakpada pakaian
Tuangkan sekaleng Coca-Cola/Pepsi ke dalam tumpukan cucian yang bernoda lemak, tambahkan detergent dan putar dengan putaran normal. Coca-cola/Pepsi akan menolong menghilangkan noda lemak.


UNTUK PERHATIAN ANDA !


PH rata-rata dari soft drink, antara lain Coca-Cola & Pepsi adalah 3,4. Tingkat keasaman ini cukup kuat untuk melarutkan gigi dan tulang! Tubuh kita berhenti menumbuhkan tulang pada usia sekitar 30th. Setelah itu tulang akan larut setiap tahun melalui urine tergantung dari tingkat keasaman makanan yang masuk. Semua Calcium yg larut berkumpul di dalam arteri, urat nadi, kulit, uratdaging dan organ, yang mempengaruhi fungsi ginjal dalam membantu pembentukan batu ginjal.


Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral). Mereka punya kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak zataditif seperti pengawet dan pewarna. Sementara orang suka meminum soft drink dingin setelah makan, coba tebak apa akibatnya?


Tubuh kita mempunyai suhu optimum 37 supaya enzim pencernaan berfungsi. Suhu dari soft drink dingin jauh di bawah 37, terkadang mendekati 0. Hal ini mengurangi keefektifan dari enzim dan memberi tekanan pada sistempencernaan kita, mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan makanan tersebut difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan racun, yang diserap oleh usus, diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.


Beberapa contoh
Ada sebuah kompetisi minum Coca-Cola terbanyak di Universitas Delhi. Pemenangnya meminum 8 botol dan mati seketika karena kelebihan Karbondioksida dalam darah dan kekurangan oksigen. Setelah itu, Rektor melarang semua soft drink di semua kantin universitas.


Contoh lainnya, Seseorang menaruh gigi patah di dalam botol pepsi, dan dalam 10 hari gigitersebut melarut!


Uji coba laboratorium dalam tayangan Mad Labs di National Geograhic, membuktikan ketika butiran permen Mentos dimasukkan ke dalam botol Coca-Cola, maka dalam waktu beberapa detik akan terjadi air mancur yang dahsyat seperti ketika membuka(mengocok) champagne! Itu terjadi karena gelembung soda beraksi dengan cepat terhadap Mentos tersebut.


Gigi dan tulang adalah satu-satunya organ manusia yang tetap utuh selama tahunan setelah manusia mati. Bayangkan apa yang dilakukan minuman tersebut pada usus dan lapisan perut kita yang halus!




Dikutip dari berbagai sumber.

01 February 2008

Jantung Mati Bisa Dihidupkan Kembali

Dunia kedokteran kembali membuat terobosan. Sebuah cara baru telah ditemukan, memungkinkan jantung yang sudah mati bisa dihidupkan dan berdenyut kembali. Terobosan ini menjanjikan penyediaan organ-organ transplantasi sesuai kebutuhan pasien penderita penyakit gagal jantung, ginjal, atau organ dalam tubuh lainnya.

Hanya saja, seperti dilansir jurnal Nature Medicine, jantung yang dihidupkan kembali itu bukan jantung manusia, melainkan jantung tikus. Para peneliti mengambil seluruh sel jantung yang telah mati dan hanya menyisakan struktur lunak jaringan kolegennya saja melalui teknik yang disebut deselulerisasi. Kemudian, para ahli menyuntikkan sel-sel yang berasal dari jantung tikus yang baru lahir.

Sel-sel baru dibiarkan tumbuh dan mengikat jaringan kolagen di atas cairan bernutrisi dalam ruangan khusus laboratorium. Selang empat hari, jantung tersebut terlihat berdenyut kembali. Para peneliti lalu menggunakan alat pacu jantung (pacemaker) untuk mengukur arah gerakan kontraksinya. Mereka juga merangsang jantung untuk memompa dengan mengalirkan cairan bertekanan ke dalamnya meniru aliran darah di dalam tubuh. Delapan hari kemudian, jantung yang dihidupkan kembali mulai dapat memompa cairan tersebut dengan sempurna. Sungguh menakjubkan.

"Kami yakin alam telah menciptakan alat-alat yang sempurna dan kami penasaran apakah ada cara di laboratorium untuk memberikan alat-alat yang dibutuhkan dan membiarkan alam bekerja," ujar Doris Taylor dari Pusat Penyembuhan Kardiovaskular Universitas Minnesota, AS. Alat yang dimaksud adalah jaringan kolagen, fibronacin, dan laminin.

Taylor yang bekerja sama dengan Dr. Harold Otto dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, AS, telah menggunakan metode yang sama untuk membuat jaringan pembuluh jantung, pembuluh darah, dan organ lainnya. Teknik ini suatu saat diharapkan dapat dipakai untuk membuat organ transplantasi dari sel-sel tubuh pasien sendiri sehingga penolakan tubuh terhadap organ transplantasi yang sering ditemui selama ini dapat dikurangi. "Harapannya kami dapat membuat organ yang sesuai dengan tubuh Anda," ujar Taylor. (Reuters/sri)**

Jangan Sering Buka Tutup Radiator

Sebaiknya, jangan terlalu sering membuka tutup radiator mobil kalau tidak diperlukan. Disarankan untuk membuka tutup radiator pada saat akan menguras air. Alasannya, tutup radiator yang sering dibukatutup akan memperbesar kemungkinan bocor peranti ini. Bila terjadi kerusakan pada tutup radiator, otomatis kerja komponen ini terganggu.

Salah satu kemungkinan yang bisa terjadi pada mesin adalah overheating atau suhu panas dapur pacu berada di atas batas normal. Mesin yang mengalami overheating akan berdampak pada dapur pacu yang berbunyi tidak normal, kurang bertenaga, boros bahan bakar, bahkan mogok di tengah jalan.

Tutup radiator memegang peranan cukup penting dalam menjaga temperatur mesin. Komponen inilah yang akan menjaga volume air pada sistem pendingin mesin. Peran itu dijalankan oleh katup-katup pada tutup radiator. Ada dua katup dalam komponen ini, yaitu katup tekan dan katup vakum.

Kedua katup inilah yang secara bergantian mengeluarkan dan mengisap sehingga air berputar dari tangki reservoir (tangki cadangan) ke radiator. Kedua katup tutup radiator inilah yang kemungkinan besar mengalami kerusakan apabila tutup radiator sering dibuka-tutup.

Karena kerusakan itu, sirkulasi air kemudian menjadi tidak baik. Yang lebih buruk lagi, lama-kelamaan volume air radiator semakin berkurang karena tumpah keluar melalui tangki reservoir. Kekurangan jumlah air inilah yang kemudian memicu terjadinya overheating.

Untuk mendeteksi terjadinya kerusakan pada tutup radiator bisa dilakukan dengan melihat air pada tangki reservoir. Periksa ketinggian permukaan air pada tangki tersebut. Apabila tangki cadangan selalu penuh yang ditunjukkan dengan keluar air dari selang pada tutup tangki reservoir, ini pertanda bahwa tutup radiator sudah perlu diganti.
(dikutip dari HU Pikiran Rakyat online)***

Tiga Besar Pelahap Energi

1. CPU
Di dalam casing komputer, komponen yang paling banyak memakan energi listrik adalah unit pemroses pusat atau CPU. Beberapa pabrikan CPU kini berlomba membangun chips-chips yang hemat energi, termasuk Intel, mereka telah berusaha keras membuat prosesor ini lebih efisien, namun Core 2 Duo yang saat ini banyak digunakan masih menggunakan sekitar 65 watt daya, terbilang boros untuk sebuah green PC. Malahan model terbaru, Core 2 Duo Extreme, tidak lebih hemat dari pendahulunya, daya yang dibutuhkan 75 watt. Sementara VIA Technologies yang dikenal sebagai pembuat prosesor dengan watt rendah, tidak banyak diminati karena kinerja CPU-nya kurang.

2. Kartu grafis
Isu PC hijau bisa menjadi berita buruk untuk para gamer dan pencinta PC performa tinggi karena pemasangan kartu grafis dari ATI atau nVidia akan mengonsumsi daya sebesar 300 watt atau lebih, yang pada akhirnya menuntut catu daya 750 watt. Walaupun kini hadir kartu-kartu grafis terbaru dengan konsumsi daya hanya sekitar 250 watt seperti halnya nVidia GeForce 8800 GTX, tetap saja masih berlebihan bagi sebuah PC hijau.

3. Monitor CRT
Tersangka yang sesungguhnya merusak lingkungan dan menyebabkan limbah berbahaya adalah tabung sinar katoda atau CRT yang bisa melahap energi listrik lebih dari 100 watt. Pada umumnya monitor CRT mengandung lebih banyak logam timbal. Anda bisa secara cepat go green hanya dengan mengganti monitor PC dari CRT ke LCD yang hanya menggunakan setengah dayanya, lagi pula bebas timbal.
Namun jangan sembarangan membuang limbah monitor CRT ke tempat sampah. Untuk informasi mengenai limbah CRT kunjungi situs Green Advisory Service atau Organization for Strategic Studies, dalam situsnya mereka menyebutkan, di dalam monitor CRT ada lima jenis zat beracun. Timbal, merkuri, dan barium adalah zat yang sangat beracun dalam CRT. Racun lainnya adalah kadmium dan fosfor. Jika tidak dikelola dengan semestinya, ada risiko kesehatan bila kontak dengan ke lima zat tersebut. (Dede Suhaya/PC Mag)***
Artikel ini dikutip dari HU Pikiran Rakyat online

Handphone Bisa Membunuh

Sering kita menjumpai perilaku "kampungan" yang dilakukan beberapa pengemudi kendaraan. Ada yang mengemudi dengan cara ugal-ugalan, mengambil jalur orang lain seenaknya, belok tanpa memperlihatkan tanda lampu peringatan, jarak kendaraan yang terlalu rapat, dan tindakan lain seolah-olah mereka tak peduli dengan kendaraan lain. Bukan saja mengganggu, tetapi jelas-jelas membahayakan keselamatan jiwa, baik dirinya maupun orang lain.

Bertolak belakang dengan perilaku ugal-ugalan dan kebut-kebutan, belakangan juga kita sering menjumpai sebuah kecenderungan orang mengemudikan kendaraan (mobil) mereka dalam kecepatan rendah di bawah normal. Meskipun berkecepatan rendah, namun karena di bawah normal, tetap saja berdampak sama, merugikan dan dalam beberapa hal mengancam keselamatan orang lain.

Mereka seolah-oleh melaju sendirian di jalan raya dan tak perduli dengan kendaraan lain di sekitarnya. Mereka seperti tak mendengar teriakan, bentakan, atau suara klakson yang menyalak. Mereka juga seolah tak melihat sorot lampu dim berkali-kali dari mobil yang ada di belakang. Yang menjadi penyebab semua itu adalah perangkat bernama telefon genggam alias handphone.

Ya, ini memang sebuah fakta yang harus kita terima. Handphone yang bersifat mobile telah menciptakan suatu perubahan psikologi bagi para pemakainya. Sesuai karakteristiknya, handphone memungkinkan sang pengguna bisa berkomunikasi dalam kondisi mobile (bergerak), di mana saja, dan kapan saja, sepanjang masih dalam cakupan area jaringan. Oleh karena itu, setiap orang pun berusaha memanfaatkan setiap kesempatan berbicara melalui handphone , termasuk ketika ia sedang menyetir kendaraan.

Perilaku demikian—yang sebenarnya sangat buruk—sudah menjadi pemandangan umum di jalanan setiap hari. Tak hanya pengendara mobil mewah, para pengemudi taksi, sopir angkutan umum, hingga sopir truk, bahkan sudah biasa "berhandphone ria" sambil menyetir kendaraan mereka. Yang lebih gila lagi, ada beberapa pengemudi yang tergolong "berani mati". Bukan hanya sebatas berbicara lewat handphone , sambil menyetir kendaraan, beberapa pengemudi justru membaca dan menulis SMS (short message services/layanan pesen pendek). Celakanya, perilaku buruk berkaitan dengan handphone itu juga menular ke pengendara motor.

Padahal, berbicara, membaca, atau menulis SMS lewat handphone sambil menyetir menyebabkan apa yang disebut sebagai distorsi orientasi. Fokus dan konsentrasi pengemudi tidak lagi pada laju kendaraan dan lalu-lalang kendaraan di sekitarnya. Selama menyetir, konsentrasi mereka terpecah oleh aktivitas pembicaraan atau aksi fisik berkaitan dengan handphone mereka. Tentu saja, terpecah dan hilangnya fokus pada saat berkendaraan, bukan saja menghambat kelancaran arus lalu lintas, tapi juga bisa menjadi sumber malapetaka yang mengancam keselamatan jiwa.

Reaksi lambat
Para pakar mengidentikkan perilaku mengemudi sambil menggunakan handphone sama seperti orang mengemudi sambil mabuk. Hasil penelitian terbaru memperlihatkan bahwa waktu yang dibutuhkan pengemudi yang menggunakan handphone sambil menyetir sangatlah lambat. "Jika anda mendapati seorang pengemudi berusia 20 tahun tengah mengemudi sambil berbicara lewat handphone , waktu reaksi mereka sama dengan seorang berusia 70 tahun yang nyetir tapi tidak menggunakan handphone ," kata David Strayer, profesor psikologi Universitas Utah, AS.
Strayer bersama sejumlah koleganya melakukan simulasi komputer untuk menguji sejauh mana dampak penggunaan handphone sambil menyetir terhadap arus lalu lintas dan keselamatan. Strayer secara detil mengumumkan hasil temuannya dalam suatu presentasi pada pertemuan tahunan Badan Riset Transportasi Amerika Serikat pada tanggal 16 Januari 2008.

Dalam simulasi tersebut, para partisipan berada dalam simulator yang menggunakan instrumen dashboard, roda kemudi (steer), pedal rem gas dari sedan Ford Crown Victoria. Untuk menciptakan kesan seolah-olah berada di jalan raya, partisipan dikelilingi oleh tiga layar yang berisi gambar pemandangan jalan raya dengan lalu lintasnya, termasuk gerakan mobil yang sebentar-sebentar mengerem mendadak sebanyak 32 kali yang dimunculkan di depan partisipan.

Jika partisipan gagal mengerem, mereka akan menabrak bagian belakang mobil yang ada di depannya. Tiap partisipan menjalani empat simulasi dengan jarak tempuh 10 mil perjalanan di jalan tol selama 10 menit. Mereka juga diharuskan berbicara menggunakan handphone dengan pembantu peneliti selama setengah perjalanan dan mengemudi tanpa bicara dengan handphone pada setengah lainnya. Pembicaraan menggunakan perangkat hands-free.

Dari hasil studi Strayer terlihat, pengemudi yang berbicara menggunakan handphone-nya selama menyetir, waktunya 18 persen lebih lambat untuk mengerem. Selain itu, waktu mereka juga 17 persen lebih lama untuk memulai kembali melajukan kecepatan mobilnya pascapengereman. Itu jelas menghalangi dan mengganggu orang lain.

"Begitu pengemudi yang berbicara lewat handphone itu mengerem mobilnya, ia butuh waktu lebih lama untuk kembali ke kecepatan yang normal," kata Strayer. "Hasil bersihnya, mereka merintangi dan mengganggu arus lalu lintas secara keseluruhan."

"Jika anda bicara menggunakan handphone selama berkendaraan, itu akan menjadikan perjalanan anda lebih jauh, karena kecepatan kendaraan anda lebih rendah. Akibatnya, orang lain yang ada di jalan juga jadi telat," kata Joel Cooper, mahasiwa doktoral bidang psikologi di Universitas Utah yang membantu studi tim Strayer.

"Hands-free" bukan jaminan
Memang, ada anjuran agar kita menggunakan perangkat hands-free jika ingin aman dan selamat saat berbicara menggunakan handphone selama menyetir. Hands-free dinilai sebagai salah satu solusi mujarab karena pengguna tidak lagi harus memegang handphone , melihat display nomor siapa yang masuk, lalu menempelkannya di telinga ketika berbicara. Begitu nada panggil berbunyi, pengguna cukup mengklik satu kali tombol di hands-free dan setelah itu bisa berbicara sambil menyetir dengan dua tangan.

Namun, persoalannya tidak sesederhana yang dilihat. Memang betul, dengan menggunakan fasilitas hands-free, pengemudi tidak harus menggunakan satu tangan untuk memegang handphone , sementara tangan lain menyetir. Yang jadi sumber masalah, lambatnya reaksi pengemudi terhadap setiap perubahan selama menyetir bukan lantaran adanya "gangguan" gerak semata seperti halnya mengangkat handphone . Akan tetapi, gangguan bisa dalam bentuk lain. Hal ini terbukti lewat hasil penelitian Jonathan Levy.

Levy, psikolog dari Universitas California, San Diego, AS, melakukan penelitian yang mirip dengan yang dilakukan David Strayer. Ia melibatkan 40 orang mahasiswa dan menggunakan simulator berupa setir, pedal gas, dan rem, serta layar plasma di sekeliling mereka. Para mahasiswa itu dikondisikan seolah-olah sedang menyetir mobil dan mengikuti mobil yang ada di depannya.

Pada sesi pertama, mereka diharuskan menyetir saja, tanpa melakukan pekerjaan apa pun, lalu diberitahu untuk mengerem secepat mungkin begitu lampu rem mobil di depannya menyala. Pada sesi kedua, sambil menyetir para mahasiswa itu diharuskan melakukan pekerjaan lain yang sifatnya sederhana, seperti menekan-nekan tombol yang ada di setir atau mengucapkan kata-kata secara nyaring saat lampu rem mobil di depannya menyala. Saat itu, kecepatan reaksi mereka untuk mengerem dicatat.

Ternyata, kecepatan reaksi pada sesi kedua 174 milidetik lebih lambat dari kecepatan reaksi mahasiswa pada sesi pertama yang mencapai 350 milidetik. Setelah dihitung, keterlambatan selama 174 milidetik itu sama dengan jarak 16 kaki atau 5 meter lebih pada kecepatan mobil 65 mph.

Poin penting dari penelitian Levy adalah konsentrasi dan fokus orang yang sedang menyetir bisa terganggu oleh adanya satu input, baik berupa suara (didengar) atau dalam bentuk visual (dilihat), baik respons vokal maupun manual. "Hasil penelitian ini memperlihatkan, tangan yang bebas (karena tidak memegang handphone ) tidak menghasilkan reaksi berupa waktu mengerem yang lebih cepat. Otak manusia berusaha untuk melihat dan mendengar pada waktu yang bersamaan," kata Levy. ***
Penulis: T. A. Taufik, S.T.Alumnus Teknik Elektro ITB, Pengamat Masalah TI.
Artikel ini dimuat dari http://pikiran-rakyat.com/

Search Box

Dewangga on YouTube


on 30th March 2008 in Bandung, West Java, Indonesia.

LAWAN Virus HIV Aids!

LAWAN Virus HIV Aids!
Peduli sesama. Peduli generasi masa depan.

Waspadai segala bentuk kecenderungan korupsi!!

Waspadai segala bentuk kecenderungan korupsi!!
Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-1, Jakarta 12920, Telp. (021 ) 2557 8389 , Faks. (021) 5289 2454 Latitude : 6°12'44.18"S, Longitude: 106°49'51.47"E